Habits adalah segala sesuatu
yang kita lakukan secara otomatis, bahkan kita melakukannya tanpa berfikir.
Perbedaan antara BISA dengan TIDAK BISA itu sangat sederhana, yaitu habits.
BISA karena BIASA, TAK BISA karena TAK BIASA. Sederhana.
Menguasai bahasa adalah
habits, rajin dan malas juga habits, kreatif dan jumud juga habits, ramah dan
pemarah juga habits, dan bersemangat dakwah ataupun futur juga adalah hasil
habits.
Seseorang yang memiliki
banyak habits baik dalam dirinya sudah dapat dipastikan akan lebih berhasil
dalam kehidupannya dibandingkan dengan seseorang yang memiliki sedikit habits
yang baik.
THOUGHTS → PURPOSES →
ACTIONS → HABITS → PERSON ALITIES
Pemikiran adalah pangkal
daripada kepribadian, karena pemikiranlah yang akan menentukan keyakinan,
kecenderungan, tujuan hidup, cara hidup, pandangan hidup, sampai aktivitas
seorang manusia.
Habits merupakan hasil
daripada pengulangan suatu aktivitas dalam jangka waktu tertentu. Semakin banyak satu aktivitas diulang dalam jangka
waktu yang lama, maka habits akan semakin kuat. Walaupun pada manusia habits
yang dipilihnya dipengaruhi oleh cara berpikir. Namun, dalam proses
pembentukannya, peran akal tidaklah terlalu dominan. Faktor yang menentukan
apakah kita akan memiliki habits hanya 2 hal, yaitu practice (latihan) dan
repetition (pengulangan), yang tentu saja dilakukan dalam rentang waktu
tertentu.
Practice atau latihan
berfungsi untuk menentukan apakah aktivitas yang akan dilakukan sudah benar
atau belum, tepat sasaran atau tidak. Sedangkan pengulangan akan
menyempurnakannya. Sama seperti manajemen, practice adalah efektifitas dan
repetition adalan efisiensi. Practice makes right, repetition makes perfect.
Dari kedua kunci ini, yang
sangat berpengaruh dalam pembentukan habits adalah pengulangan (repetisi),
karena pengulangan aktivitaslah yang memberikan nyawa pada habits. Repetisi
adalah kunci dalam membentuk habits.
Semakin hebat seseorang
dalam melakukan suatu aktivitas di “permukaan”, maka pasti semakin banyak
repetisi yang telah dia lakukan di “bawah tanah”. As Above so Below.
Spiral Pembentukan Habits
LEARN → COMMIT → PRACTICE →
REPETITION → HABITS
Setelah mempunyai motivasi
untuk melakukan aktivitas secara berulang-ulang, maka pertanyaannya adalah
“Berapa banyak dan berapa lama kita harus mengulangnya?”
Sebagian ilmuwan dan
peneliti berpendapat bahwa manusia memerlukan waktu 21 hari untuk melatih satu
habits yang baru, sebagian lagi berpendapat 28-30 hari, bahkan ada yang
berpendapat 40 hari.
Terlepas dari perdebatan itu
semua, kita ambil satu contoh yang insyaAllah sama-sama kita lakukan dan alami,
yaitu shaum di bulan Ramadhan selama 29 hari atau maksimal 30 hari. Shaum
adalah pembentukan habits bagi kaum Muslim. Terbiasa membaca Al-Qur’an, shalat
malam, sedekah, dan yang paling terlihat adalah perubahan pola makan.
Apa yang terjadi setelah
kita menjalankan ibadah puasa selama 29/30 hari? Sepertinya tubuh kita mulai
terbiasa dengan ritme pola makan bulan puasa. Apa yang kita rasakan ketika di
pagi 1 Syawal menyantap sarapan? Tidak bernafsu? Selamat, berarti habits baru
telah terbentuk.
Walaupun habits akan semakin
solid seiring dengan waktu, namun bisa kita ambil bahwa 30 hari adalah batas
minimal habits dibentuk.
Sederhananya untuk membentuk
habits baru, maka kita harus melakukan practice dan repetition selama 30 hari
berturut-turut secara konsisten, tanpa ketinggalan satu hari pun. Karena habits
berarti pembiasaan, dan pembiasaan memerlukan konsistensi.
Tidak ada yang instan,
mungkin kita akan merasa kesulitan pada awalnya, hal itu wajar.. Tetap
teruskan. JUST DO IT! Paksakan.. lama-lama hal itu akan menjadi kebiasaan. Pada
rentang waktu pertama keahlian kita mungkin hanya naik 1%, namun bila konsisten
melakukannya, bukan tidak mungkin pada rentang waktu kedua akan naik 2%, 3%
kenaikan berikutnya, 5% lalu 8% sampai akhirnya tanpa kita sadari kita sudah
seperti pohon yang menumbuhkan banyak tunas. Semua ini hanya perlu kesabaran
untuk terus melakukan habits yang ingin kita bentuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar