BIOGRAFI PT. SINAR SOSRO
1.1 Sejarah PT. Sinar Sosro
Berdiri pada tahun 1974, PT SINAR SOSRO
merupakan perusahaan minuman teh siap minum dalam kemasan botol yang pertama di
Indonesia. SOSRO merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang
pertama di Indonesia. Nama SOSRO diambil dari nama keluarga pendirinya yakni
SOSRODJOJO. Tahun 1940, Keluarga Sosrodjojo memulai usahanya di sebuah kota
kecil bernama Slawi di Jawa Tengah. Pada saat memulai bisnisnya, produk yang
dijual adalah teh kering dengan merek Teh Cap Botol dimana daerah penyebarannya
masih di seputar wilayah Jawa Tengah.
Tahun
1953, Keluarga Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya dengan merambah ke ibukota
Jakarta untuk memperkenalkan produk Teh Cap Botol yang sudah sangat terkenal di
daerah Jawa Tengah. Perjalanan memperkenalkan produk Teh Cap Botol ini dimulai
dengan melakukan strategi Cicip Rara (product sampling) ke
beberapa pasar di kota Jakarta.
Awalnya, datang ke pasar-pasar untuk
memperkenalkan Teh Cap Botol dengan cara memasak dan menyeduh teh langsung di
tempat. Setelah seduhan tersebut siap, teh tersebut dibagikan kepada
orang-orang yang ada di pasar secara cuma-cuma. Tetapi cara ini kurang berhasil
karena teh yang telah diseduh terlalu panas dan proses penyajiannya terlampau
lama sehingga pengunjung di pasar yang ingin mencicipinya tidak sabar menunggu.
Cara kedua, teh tidak lagi diseduh
langsung di pasar, tetapi dimasukkan kedalam panci - panci besar untuk
selanjutnya dibawa ke pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Lagi-lagi
cara ini kurang berhasil karena teh yang dibawa, sebagian besar tumpah dalam
perjalanan dari kantor ke pasar. Hal ini disebabkan pada saat tersebut jalanan
di kota Jakarta masih berlubang dan belum sebagus sekarang.
Akhirnya ditempuh cara lain, yaitu air
teh yang telah diseduh dikantor kemudian ditaruh didalam botol-botol bekas
limun/kecap yang telah dibersihkan terlebih dahulu untuk selanjutnya dibawa
ketempat-tempat kegiatan promosi Cicip Rasa berlangsung. Ternyata cara ini cukup
menarik minat pengunjung karena selain praktis juga bisa langsung dikonsumsi
tanpa perlu menunggu tehnya dimasak seperti cara sebelumnya.
Pada tahun 1969 muncul gagasan untuk
menjual teh siap minum (ready to drink tea) dalam kemasan botol dengan merek
Teh Botol Sosro. Merek tersebut dipakai untuk mendompleng merek Teh seduh Cap
Botol yang sudah lebih dulu populer dan mengambil bagian dari nama belakang
keluarga Sosrodjojo. Untuk kemunculan desain botol pertama, adalah pada tahun
1969 dan desain botol tidak berubah, lebih dari 2 tahun. Untuk desain botol
kedua yaitu pada tahun 1972 juga bertahan sampai dengan 2 tahun. Dan pada
tahun 1974, dengan
didirikan PT. Sinar
Sosro di kawasan
Ujung Menteng (waktu itu
masuk wilayah Bekasi,
tetapi sekarang masuk
wilayah Jakarta), maka
desain botol Teh
Botol Sosro berubah
dan bertahan sampai sekarang. Pabrik tersebut, merupakan
pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan pertama di
Dunia.
1.1
Struktur Organisasi PT. Sinar
Sosro
Struktur organisasi PT. Sinar Sosro
berbentuk gabungan lini dan fungsional dimana kebijakan dan wewenang diberikan
oleh pimpinan kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
masing-masing. Pimpinan setiap departemen dapat memberikan perintah kepada
semua staf dan anggota yang ada sesuai dengan bidang kerjanya.
Pembagian pekerjaan pada PT. Sinar Sosro
dibagi menurut fungsi yang telah ditetapkan. Setiap personil diberikan tugas
dan tanggung jawab sesuai dengan dasar kualifikasinya. Adapun tugas dan
tanggung jawab serta wewenang di PT. Sinar Sosro adalah sebagai berikut:
a.
A. General Manager
Merupakan pimpinan tertinggi perusahaan.
Bertanggung jawab kepada Direktur Operasi. Tugasnya sebagai berikut:
1. Menentukan garis kebijakan umum dari program kerja perusahaan.
2. Bertanggung jawab ke dalam dan ke luar perusahaan.
3. Mengarahkan dan meneliti kegiatan perusahaan.
4. Menerapkan, menyebarkan kebijakan serta mengawasi pelaksanaannya.
5. Menyebarkan dan menerapkan kebijaksanaan serta mengawasi pelaksanaannya.
6. Melaksanakan kontrak kerja dengan pihak luar.
7. Mengkoordinir dan mengawasi tugas-tugas yang didelegasikan kepada
manager dan menjalin hubungan kerja yang baik.
8. Bersama manager lain membuat rencana produksi per triwulan.
b. B. Manager Quality Control
Bertanggung jawab kepada General Manager.
Tugasnya adalah sebagai berikut:
1. Mengkoordinir dan mengawasi pengendalian mutu produk.
2. Memberi saran-saran kepada kepala bagian produksi mengenai mutu produk
dan keadaan mesin/peralatan yang digunakan dalam proses produksi.
c. C. Manager Produksi dan Maintenance (PM)
Bertanggung jawab kepada General Manager.
Tugasnya sebagai berikut:
1. Merencanakan dan mengatur jadwal produksi produk agar tidak terjadi
kekurangan dan kelebihan persediaan.
2. Mengadakan pengendalian produksi agar produk sesuai dengan spesifikasi
dan standar mutu yang ditentukan.
3. Membuat laporan produksi secara periodik untuk mengenai pamakaian bahan
dan jumlah produksi.
4. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mengetahui kekurangan
dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.
5. Mengatur kegiatan perawatan mesin.
6. Membuat rencana produksi sesuai dengan permintaan pemasaran.
d. D. Manager Personalia dan Umum
Bertanggung jawab kepada General Manager
dan atas segala hal yang berhubungan dengan kegiatan yang bersifat umum baik
yang berhubungan ke luar maupun ke dalam perusahaan. Tugasnya sebagai berikut:
1. Membantu direktur dalam hal kegiatan administrasi.
2. Mengawasi penggunaan data, barang dan peralatan pada masing-masing
departemen.
3. Merekrut dan melatih pegawai baru yang dibutuhkan perusahaan.
4. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas dari kepala-kepala bagian.
5. Mengerjakan administrasi kepegawaian.
e. E. Manager Accounting dan Finance
Bertanggung jawab kepada General Manager.
Tugasnya sebagai berikut:
1. Membuat laporan keuangan kepada atasan secara berkala tentang penggunaan
uang.
2. Mengendalikan budget pendapatan dari belanja perusahaan sesuai dengan
hasil yang diharapkan.
3. Bertanggung jawab atas penentuan biaya perusahaan seperti biaya
administrasi.
f. F. Kepala Bagian Pembelian
Bertanggung jawab kepada Manager Produksi
dan PM. Tugasnya adalah sebagai berikut:
1. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pembelian.
2. Mengawasi kegiatan administrasi pembelian.
3. Melakukan pembelian barang yang diminta oleh departemen lain.
g. G. Kepala Divisi/Supervisor
Untuk produk Teh Botol Sosro terdapat 3
orang supervisor yang bergantian menurut shift, bertanggung jawab kepada
Manager Produksi dan Maintenance. Tugasnya adalah sebagai berikut:
1. Memimpin dan mengendalikan kegiatan di bidang produksi.
2. Menyiapkan laporan yang dibutuhkan Manager Produksi mengenai data
produksi, jumlah batch produksi, pemakaian bahan dan lain-lain.
3. Bertanggung jawab penuh atas masalah yang timbul di kemudian hari atas
produk yang dihasilkan.
4. Menyusun jadwal dan rotasi kerja bagi karyawan produksi yang
dipimpinnya.
h. H. Kepala Gudang
Bertanggung jawab kepada Supervisor.
Tugasnya adalah sebagai berikut:
1. Mengkoordinir dan mengawasi pengelolaan persediaan bahan baku.
2. Membuat laporan penerimaan, persediaan dan pengeluaran bahan.
3. Mengontrol persediaan bahan.
4. Memesan bahan bila telah habis.
i. I. Kasir
Bertanggung jawab kepada Supervisor
Accounting dan Finance. Tugasnya adalah sebagai berikut:
1. Membayar gaji karyawan perusahaan setiap hari, baik waktu berjalan
produksi maupun tidak.
2. Membantu atasan dalam hal penerimaan maupun pembayaran perusahaan yang
berhubungan dengan keuangan.
3. Mencatat dan melaporkan uang masuk dan keluar kepada atasannya.
j. K. Keamanan
Bertanggung jawab kepada Supervisor
Personalia dan Umum. Tugasnya adalah sebagai berikut:
1. Menjaga keamanan perusahaan setiap hari, baik waktu berjalan produksi
maupun tidak.
2. Mengawasi dan mencatat tamu yang berkunjung ke perusahaan.
k. L. Analisis
Bertanggung jawab kepada manajer QC.
Tugasnya adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengukuran mutu produk baik sebelum diproses maupun setelah
diproses.
2. Memberikan saran dan langkah berikutnya yang dilakukan atas pengukuran
mutu.
1.1 Produk yang di Hasilkan PT. Sinar Sosro
PT. SINAR SOSRO, perusahan yang memproduksi Teh Siap
Minum Dalam Kemasan. Produk-produknya adalah Teh botol Sosro, Fruit Tea Sosro,
Joy Tea Green Sosro, TEBS, Happy Jus, dan Air Minum Prim-A.
1.2 Konsumen yang di Tuju PT. Sinar Sosro
Demografis
·
Usia mulai dari umur 15 tahun sampai 35
tahun
·
Perempuan dan Laki-laki yang sama-sama bisa
mengonsumsi produk teh siap minum dalam kemasan botol ini
·
Mulai dari Rp 3000,-an saja sudah bisa
mengonsumsi produk teh siap minum dalam kemasan botol ini karena harganya yang
tidak terlalu mahal.
Geografis
·
Yang tinggal di pedesaan maupun tinggal di
perkotaan, karena PT. Sinar Sosro dengan produk teh siap minum dalam kemasan
botol ini telah mendistribusikannya secara mereta
Psikografis
·
Pelajar, Mahasiswa, Karyawan, PNS,
Pengusaha, Buruh dan berbagai jenis pekerjaan lainnya bisa mengonsumsi produk
teh siap minum dalam kemasan botol ini.
·
Gaya hidup: Orang yang suka dengan teh bisa
menikmati produk teh ini kapanpun dan dimana pun.
·
dimulai dari masyarakat menengah kebawah
hingga masyarakat menengah keatas juga bisa mengonsumsi produk teh siap minum
dalam kemasan botol ini.
1. Sinar Sosro memiliki beberapa strategi pemasaran yang tepat dijalankan
untuk produk Teh Botol Sosro yang dimana sekarang ini telah banyak bermunculan
merek atau brand yang berbeda dengan jenis minuman teh siap minum dalam kemasan
botol yang sama :
·
Iklan di media cetak maupun televisi dengan
cara endors atau menggunakan tokoh terkemuka yang kompeten atau terkenal
terhadap produk teh siap minum dalam kemasan botol ini.
·
Pada point positioning menjelaskan bahwa
produk teh siap minum dalam kemasan botol ini tidak hanya diminum untuk
tertentu saja, melainkan bisa dikonsumsi oleh siapapun dan dimanapun.
·
Penambahan ragam kemasan bukan pada rasa
ataupun komposisi bahan, dengan jalan meluncurkan kemasan botol plastik yang
simple dan tidak mudah pecah dengan isi 200 ml yang di banroll dengan harga Rp.
2.500,-. Dengan demikian, hal tersebut bisa memperluas Teh Botol Sosro ke
wilayah-wilayah atau bagian-bagian yang sulit untuk pendistribusiannya.
TARGET MARKET Setelah menetukan lokasi pasar, Â kemudian
tahap yang ingin dicapai yaitu seperti menetapkan target market yang telah kita
pilih dalam analisa segmentasi pasar. Tentu saja dalam hal ini beberapa program
pemasaran yang dilakukan harus sesuai dengan sifat pasar sasaran yang akan kita
capai. Yang dituju oleh Teh Botol Sosro dalam target pasar terbagi dua segmen
inti yaitu :
·
Aktivitas yang dinamis dengan kalangan usia
18-35 tahun.
·
Keluarga, khususnya yang cenderung ingin
menikmati minum teh bersama-sama diruang keluarga menetapkan keluarga dari
pasangan muda. Bisa terlihat dari ukuran 1 Liter dengan kemasan produk family.
Dalam penyampaian pemasarannya, pasar diajarkan untuk menyadari bahwa minum teh
dapat meningkatkan mood dalam aktivitas sehari-hari.
POSITIONING
·
Teh bisa untuk siapa saja.
Positioning adalah cara kita menjelaskan posisi produk kepada konsumen,
apabila target pasar sudah jelas. Â Menjelaskan apa yang berbeda dan apa
keunggulan dari produk  yang kita  miliki dibandingkan dengan kompetitor atau
perusahaan lainnya.. Dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat agar tidak
merasa aneh untuk meminum teh yang disiapkan dalam kemasan botol (botol plastik
maupun kaca) dan dingin, oleh karena itu PT. Sinar sosro dengan produknya Â
melakukan positioning. Pada awal munculnya produk, masyarakat Indonesia masih
terbiasa untuk minum teh yang disajikan hangat. Ternyata yang dilakukan PT.
Sinar Sosro memberikan hasil baik dari proses yang berbeda dengan kebiasaan
pada umumnya, sehingga PT. Sinar Sosro dikenal sebagai minuman teh yang dapat
memberikan kesegaran dalam kemasan botol. Karena teh mengandung anti oksidan ,
dalam perkembangannya untuk bersaing dengan kompetitor PT. Sinar Sosro maka
mulai melakukan kampanye bahwa dengan mengonsumsi teh akan membuat tubuh
menjadi segar dan sehat. Â PT. Sinar Sosro menambahkan keunggalan kompetitif
dari hal tersebut. Berdasarkan hasil survei dari Frontier Consulting Group
menjadi pengukuran terhadap kekuatan merek atau Top Brand Index (TBI) tersebut.
Tiga parameter, yaitu mind share, market share, dan commitment share adalah
yang digunakan dalam pengukuran.
1. Mind share memberikan kekuatan merek pada pola pikir konsumen kategori
produk bersangkutan.
2. Dalam hal perilaku pembelian aktual dari konsumen Market share
menunjukkan kekuatan merek di dalam pasar tertentu.
3. Kemudian, dalam mendorong konsumen untuk membeli merek terkait di masa
mendatang Commitment share yang menjelaskan kekuatan merek.
1.5 Jumlah Karyawan di PT. Sinar Sosro
Berjumlah 8.000 karyawan di seluruh Indonesia
1.6 Sumber daya yang digunakan oleh PT.sinar sosro
a. Sumber Saya Manusia
b. Sumber Daya Jaringan
c. Sumber Daya Software
1.7 Pesaing Perusahaan PT. Sinar Sosro
a. Frestea (dari Pt. Coca Cola)
b. Nu Green Tea (dari PT ABC Central Food)
c. The Kotak
d. Mirai Ocha
PT. Asia Pasifik Properti (APP)
1.9 Cara perusahaan Sosro supaya dapat berkembang dan mendapatkan
citra baik di mata masyarakat
Kesuksesesan Sosro dalam merebut hati konsumen Indonesia sesungguhnya
dilihat dari aspek pemasaran cukup unik. Dari perjalanan sejarahnya, dalam
beberapa hal Sosro telah mengabaikan hukum-hukum umum yang terdapat di ilmu
pemasaran. Misalnya saja mengenai perlunya riset pasar sebelum meluncurkan
produk. Sebelum Sosro hadir, konon ada sebuah perusahaan asing yang ingin
mengeluarkan produk teh dalam botol seperti yang dilakukan Sosro saat ini.
Waktu itu perusahaan tersebut menyewa jasa sebuah biro riset pemasaran untuk
menguji kelayakan dan prospek produk tersebut di Indonesia. Setelah meneliti
dan mengamati kebiasaan minum teh di masyarakat, biro tersebut menyimpulkan
bahwa produk ini tidak memiliki prospek bagus untuk dipasarkan di Indonesia.
Biro itu beralasan bahwa budaya minum teh pada bangsa Indonesia umumnya
dilakukan pagi hari dalam cangkir dan disajikan hangat sehingga kehadiran teh
dalam kemasan botol justru akan dianggap sebuah keanehan.
Tetapi Sosrodjojo, pendiri perusahaan Sosro, justru berpikir sebaliknya.
Awalnya ide kemasan botol berasal dari pengalaman cicip rasa (on place test) di
pasar-pasar tradisional terhadap teh tubruk cap botol. Pada demonstrasi pertama
teh langsung diseduh di tempat dan disajikan pada calon konsumen yang
menyaksikan. Namun cara tersebut memakan waktu lama sehingga calon konsumen
cenderung meninggalkan tempat.
Kemudian pada uji berikutnya teh telah diseduh dari pabrik dan kemudian
dimasukkan ke dalam tong-tong dan dibawa dengan mobil. Akan tetapi cara ini
ternyata membuat banyak teh tumpah selama perjalanan karena saat itu struktur
jalan belum sebaik sekarang. Akhirnya Sosro mencoba untuk memasukkannya pada
kemasan-kemasan botol limun agar mudah dibawa. Berangkat dari itu mereka
berpikir bahwa penggunaan kemasan botol adalah alternatif yang paling praktis
dalam menghadirkan kenikmatan teh lansung ke konsumen.
Dari awal produk ini ditargetkan untuk konsumen yang sering melakukan
perjalanan seperti supir dan pejalan kaki. Sosro menyadari bahwa segmen
konsumen ini memiliki keinginan hadirnya minuman yang dapat menghilangkan
dahaga di tengah kelelahan dan kondisi panas selama perjalanan. Atribut
kepuasan ini dicoba untuk dipenuhi dengan menghadirkan minuman teh dalam
kemasan botol yang praktis dan tersedia di kios-kios sepanjang jalan. Untuk
menambah nilai kepuasan teh botol ini disajikan dingin dengan menyediakan boks-boks
es pada titik-titik penjualannya.
Tentu saja merubah kebiasaan tak semudah membalik telapak tangan . Pada
masa-masa awal peluncurannya, teh botol Sosro tidak banyak dilirik oleh
konsumen. Mereka justru menganggap aneh produk ini karena kemasan botol dan
penyajian dinginnya. Namun sosro tidak patah arang. Perusahaan ini terus
mengedukasi pasarnya melalui iklan-iklan di berbagai media dan promosi-promosi
on the spot. Perlahan tapi pasti produk teh botol Sosro mulai mendapatkan
tempat di hati konsumen Indonesia. Terlebih ketika slogan “Apapun makannya,
minumnya Tehbotol Sosro” dimunculkan. Slogan ini tidak saja mengguncang sesama
produk teh namun juga produk minuman secara keseluruhan.
Keunikan kedua dari metode pemasaran teh botol Sosro
adalah pada kekakuan dari produk itu sendiri. Sesuai teori pemasaran, konsumen
secara alami mengalami perubahan atribut kepuasan seiring berjalannya waktu.
Perubahan itu dapat disebabkan karena gaya hidup, kondisi ekonomi, atau
kecerdasan yang makin meningkat. Seiring perubahan pasar itu harusnya produk
yang dipasarkan harus menyesuaikan dan mengikuti tren yang ada. Namun yang
terjadi pada produk teh inovatif ini justru kebalikan. Semenjak diluncurkan
pada tahun 1970, produk Tehbotol Sosro baik rasa, kemasan logo maupun
penampilan tidak mengalami perubahan sama sekali. Bahkan ketika perusahaan
multinational Pepsi dan Coca cola masuk melalui produk teh Tekita dan Frestea,
Sosro tetap tak bergeming. Jangankan mengubah produknya, dengan cerdas Sosro
justru melakukan counter branding dengan mengeluarkan produk S-tee dengan
volume yang lebih besar. Strategi ini ternyata lebih tepat, kedua perusahaan
multinasional itu pun tak berhasil berbuat banyak untuk merebut hati konsumen
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar