Rabu, 15 April 2020

BIOGRAFI PT. SINAR SOSRO

BIOGRAFI PT. SINAR SOSRO
1.1 Sejarah PT. Sinar Sosro
      
Berdiri pada tahun 1974, PT SINAR SOSRO merupakan perusahaan minuman teh siap minum dalam kemasan botol yang pertama di Indonesia. SOSRO merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia. Nama SOSRO diambil dari nama keluarga pendirinya yakni SOSRODJOJO. Tahun 1940, Keluarga Sosrodjojo memulai usahanya di sebuah kota kecil bernama Slawi di Jawa Tengah. Pada saat memulai bisnisnya, produk yang dijual adalah teh kering dengan merek Teh Cap Botol dimana daerah penyebarannya masih di seputar wilayah Jawa Tengah.
     Tahun 1953, Keluarga Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya dengan merambah ke ibukota Jakarta untuk memperkenalkan produk Teh Cap Botol yang sudah sangat terkenal di daerah Jawa Tengah. Perjalanan memperkenalkan produk Teh Cap Botol ini dimulai dengan melakukan strategi Cicip Rara (product sampling) ke beberapa pasar di kota Jakarta.
      Awalnya, datang ke pasar-pasar untuk memperkenalkan Teh Cap Botol dengan cara memasak dan menyeduh teh langsung di tempat. Setelah seduhan tersebut siap, teh tersebut dibagikan kepada orang-orang yang ada di pasar secara cuma-cuma. Tetapi cara ini kurang berhasil karena teh yang telah diseduh terlalu panas dan proses penyajiannya terlampau lama sehingga pengunjung di pasar yang ingin mencicipinya tidak sabar menunggu.
     Cara kedua, teh tidak lagi diseduh langsung di pasar, tetapi dimasukkan kedalam panci - panci besar untuk selanjutnya dibawa ke pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Lagi-lagi cara ini kurang berhasil karena teh yang dibawa, sebagian besar tumpah dalam perjalanan dari kantor ke pasar. Hal ini disebabkan pada saat tersebut jalanan di kota Jakarta masih berlubang dan belum sebagus sekarang.
      Akhirnya ditempuh cara lain, yaitu air teh yang telah diseduh dikantor kemudian ditaruh didalam botol-botol bekas limun/kecap yang telah dibersihkan terlebih dahulu untuk selanjutnya dibawa ketempat-tempat kegiatan promosi Cicip Rasa berlangsung. Ternyata cara ini cukup menarik minat pengunjung karena selain praktis juga bisa langsung dikonsumsi tanpa perlu menunggu tehnya dimasak seperti cara sebelumnya.
          Pada tahun 1969 muncul gagasan untuk menjual teh siap minum (ready to drink tea) dalam kemasan botol dengan merek Teh Botol Sosro. Merek tersebut dipakai untuk mendompleng merek Teh seduh Cap Botol yang sudah lebih dulu populer dan mengambil bagian dari nama belakang keluarga Sosrodjojo. Untuk kemunculan desain botol pertama, adalah pada tahun 1969 dan desain botol tidak berubah, lebih dari 2 tahun. Untuk desain botol kedua yaitu pada tahun 1972 juga bertahan sampai dengan 2 tahun. Dan  pada  tahun  1974,  dengan  didirikan  PT.  Sinar  Sosro  di  kawasan  Ujung Menteng  (waktu  itu  masuk  wilayah  Bekasi,  tetapi  sekarang  masuk  wilayah Jakarta), maka  desain  botol  Teh  Botol  Sosro  berubah  dan  bertahan  sampai sekarang. Pabrik tersebut, merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan pertama di Dunia.

1.1  Struktur Organisasi PT. Sinar Sosro
            Struktur organisasi PT. Sinar Sosro berbentuk gabungan lini dan fungsional dimana kebijakan dan wewenang diberikan oleh pimpinan kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Pimpinan setiap departemen dapat memberikan perintah kepada semua staf dan anggota yang ada sesuai dengan bidang kerjanya.
Pembagian pekerjaan pada PT. Sinar Sosro dibagi menurut fungsi yang telah ditetapkan. Setiap personil diberikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan dasar kualifikasinya. Adapun tugas dan tanggung jawab serta wewenang di PT. Sinar Sosro adalah sebagai berikut:

a.     
       A. General Manager
Merupakan pimpinan tertinggi perusahaan. Bertanggung jawab kepada Direktur Operasi. Tugasnya sebagai berikut:
1.     Menentukan garis kebijakan umum dari program kerja perusahaan.
2.     Bertanggung jawab ke dalam dan ke luar perusahaan.
3.     Mengarahkan dan meneliti kegiatan perusahaan.
4.     Menerapkan, menyebarkan kebijakan serta mengawasi pelaksanaannya.
5.     Menyebarkan dan menerapkan kebijaksanaan serta mengawasi pelaksanaannya.
6.     Melaksanakan kontrak kerja dengan pihak luar.
7.     Mengkoordinir dan mengawasi tugas-tugas yang didelegasikan kepada manager dan menjalin hubungan kerja yang baik.
8.     Bersama manager lain membuat rencana produksi per triwulan.
b.     B. Manager Quality Control
Bertanggung jawab kepada General Manager. Tugasnya adalah sebagai berikut:
1.     Mengkoordinir dan mengawasi pengendalian mutu produk.
2.     Memberi saran-saran kepada kepala bagian produksi mengenai mutu produk dan keadaan mesin/peralatan yang digunakan dalam proses produksi.
c.      C. Manager Produksi dan Maintenance (PM)
Bertanggung jawab kepada General Manager. Tugasnya sebagai berikut:
1.     Merencanakan dan mengatur jadwal produksi produk agar tidak terjadi kekurangan dan kelebihan persediaan.
2.     Mengadakan pengendalian produksi agar produk sesuai dengan spesifikasi dan standar mutu yang ditentukan.
3.     Membuat laporan produksi secara periodik untuk mengenai pamakaian bahan dan jumlah produksi.
4.     Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.
5.     Mengatur kegiatan perawatan mesin.
6.     Membuat rencana produksi sesuai dengan permintaan pemasaran.


d.    D. Manager Personalia dan Umum
Bertanggung jawab kepada General Manager dan atas segala hal yang berhubungan dengan kegiatan yang bersifat umum baik yang berhubungan ke luar maupun ke dalam perusahaan. Tugasnya sebagai berikut:
1.     Membantu direktur dalam hal kegiatan administrasi.
2.     Mengawasi penggunaan data, barang dan peralatan pada masing-masing departemen.
3.     Merekrut dan melatih pegawai baru yang dibutuhkan perusahaan.
4.     Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas dari kepala-kepala bagian.
5.     Mengerjakan administrasi kepegawaian.
e.      E. Manager Accounting dan Finance
Bertanggung jawab kepada General Manager. Tugasnya sebagai berikut:
1.     Membuat laporan keuangan kepada atasan secara berkala tentang penggunaan uang.
2.     Mengendalikan budget pendapatan dari belanja perusahaan sesuai dengan hasil yang diharapkan.
3.     Bertanggung jawab atas penentuan biaya perusahaan seperti biaya administrasi.
f.      F. Kepala Bagian Pembelian
Bertanggung jawab kepada Manager Produksi dan PM. Tugasnya adalah sebagai berikut:
1.     Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pembelian.
2.     Mengawasi kegiatan administrasi pembelian.
3.     Melakukan pembelian barang yang diminta oleh departemen lain.
g.     G. Kepala Divisi/Supervisor
Untuk produk Teh Botol Sosro terdapat 3 orang supervisor yang bergantian menurut shift, bertanggung jawab kepada Manager Produksi dan Maintenance. Tugasnya adalah sebagai berikut:
1.     Memimpin dan mengendalikan kegiatan di bidang produksi.
2.     Menyiapkan laporan yang dibutuhkan Manager Produksi mengenai data produksi, jumlah batch produksi, pemakaian bahan dan lain-lain.
3.     Bertanggung jawab penuh atas masalah yang timbul di kemudian hari atas produk yang dihasilkan.
4.     Menyusun jadwal dan rotasi kerja bagi karyawan produksi yang dipimpinnya.

h.     H. Kepala Gudang
Bertanggung jawab kepada Supervisor. Tugasnya adalah sebagai berikut:
1.     Mengkoordinir dan mengawasi pengelolaan persediaan bahan baku.
2.     Membuat laporan penerimaan, persediaan dan pengeluaran bahan.
3.     Mengontrol persediaan bahan.
4.     Memesan bahan bila telah habis.
i.       I. Kasir
Bertanggung jawab kepada Supervisor Accounting dan Finance. Tugasnya adalah sebagai berikut:
1.     Membayar gaji karyawan perusahaan setiap hari, baik waktu berjalan produksi maupun tidak.
2.     Membantu atasan dalam hal penerimaan maupun pembayaran perusahaan yang berhubungan dengan keuangan.
3.     Mencatat dan melaporkan uang masuk dan keluar kepada atasannya.
j.      K. Keamanan
Bertanggung jawab kepada Supervisor Personalia dan Umum. Tugasnya adalah sebagai berikut:
1.     Menjaga keamanan perusahaan setiap hari, baik waktu berjalan produksi maupun tidak.
2.     Mengawasi dan mencatat tamu yang berkunjung ke perusahaan.
k.    L.  Analisis
Bertanggung jawab kepada manajer QC. Tugasnya adalah sebagai berikut:
1.     Melakukan pengukuran mutu produk baik sebelum diproses maupun setelah diproses.
2.     Memberikan saran dan langkah berikutnya yang dilakukan atas pengukuran mutu.

1.1  Produk yang di Hasilkan PT. Sinar Sosro
PT. SINAR SOSRO, perusahan yang memproduksi Teh Siap Minum Dalam Kemasan. Produk-produknya adalah Teh botol Sosro, Fruit Tea Sosro, Joy Tea Green Sosro, TEBS, Happy Jus, dan Air Minum Prim-A.
1.2  Konsumen yang di Tuju PT. Sinar Sosro
Demografis
·       Usia mulai dari umur 15 tahun sampai 35 tahun
·       Perempuan dan Laki-laki yang sama-sama bisa mengonsumsi produk teh siap minum dalam kemasan botol ini
·       Mulai dari Rp 3000,-an saja sudah bisa mengonsumsi produk teh siap minum dalam kemasan botol ini karena harganya yang tidak terlalu mahal.
Geografis
·       Yang tinggal di pedesaan maupun tinggal di perkotaan, karena PT. Sinar Sosro dengan produk teh siap minum dalam kemasan botol ini telah mendistribusikannya secara mereta
Psikografis
·       Pelajar, Mahasiswa, Karyawan, PNS, Pengusaha, Buruh dan berbagai jenis pekerjaan lainnya bisa mengonsumsi produk teh siap minum dalam kemasan botol ini.
·       Gaya hidup: Orang yang suka dengan teh bisa menikmati produk teh ini kapanpun dan dimana pun.
·       dimulai dari masyarakat menengah kebawah hingga masyarakat menengah keatas juga bisa mengonsumsi produk teh siap minum dalam kemasan botol ini.
1.     Sinar Sosro memiliki beberapa strategi pemasaran yang tepat dijalankan untuk produk Teh Botol Sosro yang dimana sekarang ini telah banyak bermunculan merek atau brand yang berbeda dengan jenis minuman teh siap minum dalam kemasan botol yang sama :
·       Iklan di media cetak maupun televisi dengan cara endors atau menggunakan tokoh terkemuka yang kompeten atau terkenal terhadap produk teh siap minum dalam kemasan botol ini.
·       Pada point positioning menjelaskan bahwa produk teh siap minum dalam kemasan botol ini tidak hanya diminum untuk tertentu saja, melainkan bisa dikonsumsi oleh siapapun dan dimanapun.
·       Penambahan ragam kemasan bukan pada rasa ataupun komposisi bahan, dengan jalan meluncurkan kemasan botol plastik yang simple dan tidak mudah pecah dengan isi 200 ml yang di banroll dengan harga Rp. 2.500,-. Dengan demikian, hal tersebut bisa memperluas Teh Botol Sosro ke wilayah-wilayah atau bagian-bagian yang sulit untuk pendistribusiannya.
TARGET MARKET Setelah menetukan lokasi pasar, Â kemudian tahap yang ingin dicapai yaitu seperti menetapkan target market yang telah kita pilih dalam analisa segmentasi pasar. Tentu saja dalam hal ini beberapa program pemasaran yang dilakukan harus sesuai dengan sifat pasar sasaran yang akan kita capai. Yang dituju oleh Teh Botol Sosro dalam target pasar terbagi dua segmen inti yaitu :
·       Aktivitas yang dinamis dengan kalangan usia 18-35 tahun.
·       Keluarga, khususnya yang cenderung ingin menikmati minum teh bersama-sama diruang keluarga menetapkan keluarga dari pasangan muda. Bisa terlihat dari ukuran 1 Liter dengan kemasan produk family. Dalam penyampaian pemasarannya, pasar diajarkan untuk menyadari bahwa minum teh dapat meningkatkan mood dalam aktivitas sehari-hari.
POSITIONING
·       Teh bisa untuk siapa saja.
Positioning adalah cara kita menjelaskan posisi produk kepada konsumen, apabila target pasar sudah jelas.  Menjelaskan apa yang berbeda dan apa keunggulan dari produk  yang kita  miliki dibandingkan dengan kompetitor atau perusahaan lainnya.. Dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat agar tidak merasa aneh untuk meminum teh yang disiapkan dalam kemasan botol (botol plastik maupun kaca) dan dingin, oleh karena itu PT. Sinar sosro dengan produknya  melakukan positioning. Pada awal munculnya produk, masyarakat Indonesia masih terbiasa untuk minum teh yang disajikan hangat. Ternyata yang dilakukan PT. Sinar Sosro memberikan hasil baik dari proses yang berbeda dengan kebiasaan pada umumnya, sehingga PT. Sinar Sosro dikenal sebagai minuman teh yang dapat memberikan kesegaran dalam kemasan botol. Karena teh mengandung anti oksidan , dalam perkembangannya untuk bersaing dengan kompetitor PT. Sinar Sosro maka mulai melakukan kampanye bahwa dengan mengonsumsi teh akan membuat tubuh menjadi segar dan sehat.  PT. Sinar Sosro menambahkan keunggalan kompetitif dari hal tersebut. Berdasarkan hasil survei dari Frontier Consulting Group menjadi pengukuran terhadap kekuatan merek atau Top Brand Index (TBI) tersebut. Tiga parameter, yaitu mind share, market share, dan commitment share adalah yang digunakan dalam pengukuran.
1.     Mind share memberikan kekuatan merek pada pola pikir konsumen kategori produk bersangkutan.
2.     Dalam hal perilaku pembelian aktual dari konsumen Market share menunjukkan kekuatan merek di dalam pasar tertentu.
3.     Kemudian, dalam mendorong konsumen untuk membeli merek terkait di masa mendatang Commitment share yang menjelaskan kekuatan merek.
1.5  Jumlah Karyawan di PT. Sinar Sosro
Berjumlah 8.000 karyawan di seluruh Indonesia
1.6  Sumber daya yang digunakan oleh PT.sinar sosro
a.      Sumber Saya Manusia
b.     Sumber Daya Jaringan
c.      Sumber Daya Software
1.7  Pesaing Perusahaan PT. Sinar Sosro
a.      Frestea (dari Pt. Coca Cola)
b.     Nu Green Tea (dari PT ABC Central Food)
c.      The Kotak
d.     Mirai Ocha
1.8  Perusahaan yang menjadi Investor di PT sinar Sosro
PT. Asia Pasifik Properti (APP)
1.9  Cara perusahaan Sosro supaya dapat berkembang dan mendapatkan citra baik di mata masyarakat


Kesuksesesan Sosro dalam merebut hati konsumen Indonesia sesungguhnya dilihat dari aspek pemasaran cukup unik. Dari perjalanan sejarahnya, dalam beberapa hal Sosro telah mengabaikan hukum-hukum umum yang terdapat di ilmu pemasaran. Misalnya saja mengenai perlunya riset pasar sebelum meluncurkan produk. Sebelum Sosro hadir, konon ada sebuah perusahaan asing yang ingin mengeluarkan produk teh dalam botol seperti yang dilakukan Sosro saat ini. Waktu itu perusahaan tersebut menyewa jasa sebuah biro riset pemasaran untuk menguji kelayakan dan prospek produk tersebut di Indonesia. Setelah meneliti dan mengamati kebiasaan minum teh di masyarakat, biro tersebut menyimpulkan bahwa produk ini tidak memiliki prospek bagus untuk dipasarkan di Indonesia. Biro itu beralasan bahwa budaya minum teh pada bangsa Indonesia umumnya dilakukan pagi hari dalam cangkir dan disajikan hangat sehingga kehadiran teh dalam kemasan botol justru akan dianggap sebuah keanehan.

Tetapi Sosrodjojo, pendiri perusahaan Sosro, justru berpikir sebaliknya. Awalnya ide kemasan botol berasal dari pengalaman cicip rasa (on place test) di pasar-pasar tradisional terhadap teh tubruk cap botol. Pada demonstrasi pertama teh langsung diseduh di tempat dan disajikan pada calon konsumen yang menyaksikan. Namun cara tersebut memakan waktu lama sehingga calon konsumen cenderung meninggalkan tempat.

Kemudian pada uji berikutnya teh telah diseduh dari pabrik dan kemudian dimasukkan ke dalam tong-tong dan dibawa dengan mobil. Akan tetapi cara ini ternyata membuat banyak teh tumpah selama perjalanan karena saat itu struktur jalan belum sebaik sekarang. Akhirnya Sosro mencoba untuk memasukkannya pada kemasan-kemasan botol limun agar mudah dibawa. Berangkat dari itu mereka berpikir bahwa penggunaan kemasan botol adalah alternatif yang paling praktis dalam menghadirkan kenikmatan teh lansung ke konsumen.

Dari awal produk ini ditargetkan untuk konsumen yang sering melakukan perjalanan seperti supir dan pejalan kaki. Sosro menyadari bahwa segmen konsumen ini memiliki keinginan hadirnya minuman yang dapat menghilangkan dahaga di tengah kelelahan dan kondisi panas selama perjalanan. Atribut kepuasan ini dicoba untuk dipenuhi dengan menghadirkan minuman teh dalam kemasan botol yang praktis dan tersedia di kios-kios sepanjang jalan. Untuk menambah nilai kepuasan teh botol ini disajikan dingin dengan menyediakan boks-boks es pada titik-titik penjualannya.

Tentu saja merubah kebiasaan tak semudah membalik telapak tangan . Pada masa-masa awal peluncurannya, teh botol Sosro tidak banyak dilirik oleh konsumen. Mereka justru menganggap aneh produk ini karena kemasan botol dan penyajian dinginnya. Namun sosro tidak patah arang. Perusahaan ini terus mengedukasi pasarnya melalui iklan-iklan di berbagai media dan promosi-promosi on the spot. Perlahan tapi pasti produk teh botol Sosro mulai mendapatkan tempat di hati konsumen Indonesia. Terlebih ketika slogan “Apapun makannya, minumnya Tehbotol Sosro” dimunculkan. Slogan ini tidak saja mengguncang sesama produk teh namun juga produk minuman secara keseluruhan.

Keunikan kedua dari metode pemasaran teh botol Sosro adalah pada kekakuan dari produk itu sendiri. Sesuai teori pemasaran, konsumen secara alami mengalami perubahan atribut kepuasan seiring berjalannya waktu. Perubahan itu dapat disebabkan karena gaya hidup, kondisi ekonomi, atau kecerdasan yang makin meningkat. Seiring perubahan pasar itu harusnya produk yang dipasarkan harus menyesuaikan dan mengikuti tren yang ada. Namun yang terjadi pada produk teh inovatif ini justru kebalikan. Semenjak diluncurkan pada tahun 1970, produk Tehbotol Sosro baik rasa, kemasan logo maupun penampilan tidak mengalami perubahan sama sekali. Bahkan ketika perusahaan multinational Pepsi dan Coca cola masuk melalui produk teh Tekita dan Frestea, Sosro tetap tak bergeming. Jangankan mengubah produknya, dengan cerdas Sosro justru melakukan counter branding dengan mengeluarkan produk S-tee dengan volume yang lebih besar. Strategi ini ternyata lebih tepat, kedua perusahaan multinasional itu pun tak berhasil berbuat banyak untuk merebut hati konsumen Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ilmu Pemasaran